Rabu, 15 Januari 2014

Kata Pengantar


BAB I
Kata Pengantar
1.1 Latar Belakang Penelitian
Saat ini film telah diakui sebagai karya seni, namun tidak demikian pada awal munculnya. Meskipun pada saat kelahirannya film sangat populer, tetapi pengakuan masyarakat pada nilai artistik film masih belum terlihat.
Jika kita benar-benar ingin memahami film, maka kita harus mengetahui aspek-aspek pembangun dari sebuah film. Seperti layaknya karya seni lainnya, film juga memiliki sifat-sifat dasar dari sebuah karya seni. Seperti seni pahat, film memiliki garis, susunan, warna, bentuk, volume dan massa. Seperti seni drama, film melakukan komunikasi visual melalui laku dramatik, gerak dan ekspresi dan komunikasi verbal melalui dialog. Seperti seni musik, film mempergunakan irama yang kompleks dan halus. Seperti seni puisi, film berkomunikasi melalui citra dan metafora juga lambang-lambang. Seperti pantomim, film memusatkan diri pada gambar bergerak. Seperti seni tari, gambar bergerak pada film memiliki sifat-sifat ritmis tertentu. Seperti novel, film memiliki kesanggupan untuk memainkan ruang dan waktu. Nah, ternyata film sangat memiliki hampir semua aspek dari seni-seni yang lain.
Selain banyak persamaan dengan karya seni lain, film juga memiliki perbedaan yang merupakan nilai lebih dari karya seni lain. Film dapat bergerak bebas dan tetap sehingga mampu mengatasi keterbatasan statis dari sebuah karya lukis dan pahat. Film memiliki kemampuan mengambil sudut pandang, gerak, waktu yang beragam yang tidak dapat dilakukan dengan seni drama panggung. Berbeda dengan novel, film tidak berkomunikasi dengan lambang-lambang yang tercetak pada media kertas, tetapi film berkomunikasi melalui lambang visual dan suara aslinya atau juga dengan rekayasa.
Saat ini film hampir mengakomodasi sensasi dari seluruh panca indera manusia. Mungkin masyarakat luas hanya dapat menikmati film melalui indera mata dan telinga. Namun di sejumlah gedung bioskop di luar negeri mulai diupayakan melepas aroma tertentu demi menunjang penghayatan dari sebuah cerita film. Selain itu juga dengan peralatan listrik dan teknologi komputer yang canggih, saat ini film dapat dinikmati dengan sensasi gerak dan raba.
Disini penulis ingin membahas mengenai Seorang Wanita Mencari Segalanya di Italia, India dan Indonesia. Dimana perempuan yang berusia tiga puluh tahun yang mengalami depresi akibat perceraiannya. Dia pun ingin memiliki segalanya yang diinginkan oleh seluruh wanita di dunia, yakni memilik seorang suami, rumah dan karir yang cemerlang. Maka dari sinilah ia mulai menjual semua yang ia miliki, meninggalkan pekerjaannya dan meninggalkan semua orang yang dicintainya. Demi mendapatkan sebuah kebahagiaan yang selama ini ia inginkan.


1.2 Rumusan Masalah
1.      Karakter apa yang diperankan oleh Elizabeth Gilbert?
2.      Episode apa yang menunjukan masa dimana Elizabeth Gilbert sangat terpukul dan frustasi akan jati dirinya?
1.3  Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui karakter yang diperankan oleh Elizabeth Gilbert
2.      Untuk mengetahui bagian episode yang menunjukan masa Elizabeth sangat terpukul dan frustasi akan jati dirinya
  1.4  Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini bahwa peneliti mengharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang karakterisasi tokoh dalam novel. Selain itu, peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat memotivasi para pemuda dalam mengatasi masalah jati dirinya kelak saat mereka dihadapi akan kehidupan nyata yang akan mereka jalani. Peneliti juga berharap penelitiannya dapat menambahkan bervariasi penelitian lebih, dari penelitian sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar